Bahan Lelehan Kaca Ditemukan di Siria (ucop.edu) VIVAnews - Sebuah tim beranggotakan 18 peneliti internasional termasuk profesor ilmu bumi di UC Santa Barbara, Amerika Serikat, James Kennett, berhasil menemukan material lelehan kaca dalam lapisan tipis batuan sedimen di Pennsylvania, South Carolina, dan Suriah.
Menurut para peneliti, material yang berusia hampir 13 ribu tahun yang
lalu ini terbentuk pada suhu 1700 sampai 2200 derajat Celsius. Material ini diduga terbentuk sebagai dampak dari benda kosmik yang menghantam Bumi.
Data baru tersebut sangat mendukung hipotesis kontroversial Younger
Dryas Boundary (YDB) yang menyatakan hantaman kosmik terjadi
12.900 tahun yang lalu. Menurut mereka, hantaman dari luar angkasa ini telah memulai sebuah periode iklim dingin yang tidak biasa atau Younger Dyas.Kondisi ini terjadi saat atau berdekatan dengan waktu punahnya megafauna Amerika Utara, termasuk mammoth dan fauna tanah raksasa. Peristiwa ini terjadi saat hilangnya era prasejarah dan meluasnya distribusi budaya Clovis.
"Para ilmuwan telah mengidentifikasi tiga tingkat kontemporer lebih
dari 12 ribu tahun yang lalu yang mengandung objek serupa silika scoria (SLO)," ujar H. Richard Lane selaku direktur program dari National Science Foundation Division of Earth Sciences, yang mendanai penelitian ini.SLO adalah indikasi dari dampak atau ledakan udara energi kosmik tinggi. Ini memperkuat pendapat bahwa peristiwa ini menyebabkan permulaan Younger Dyas. "Masa itu menjadi kepergian terbesar dalam sejarah biotik, manusia, dan iklim," imbuhnya seperti duniaandromedaku.blogspot.com dilansir dari Science Daily.
Bukti morfologi dan geokimia dari lelehan kaca menegaskan bahwa
material tersebut bukan kosmik, material gunung berapi, atau buatan manusia."Suhu lelehan kaca yang sangat tinggi muncul serupa dengan yang dihasilkan dalam peristiwa yang dikenal sebagai hantaman kosmik, seperti kawah meteor di Arizona dan bidang tektite (kaca alami
bebatuan kecil) Australasia," urai Kennett.
Material lelehan juga sesuai dengan lelehan kaca yang dihasilkan oleh
airburst nuklir Trinitas 1945 di Socorro, New Mexico.Bukti material mendukung hipotesis dampak kosmik YDB mencakup tiga benua. Artinya, kondisi ini meliputi hampir sepertiga dari planet ini, dari California ke Eropa Barat, dan ke Timur Tengah.Namun para peneliti belum mengidentifikasi batas bidang puing-puing dampak hantaman ini.
Makalah penelitian PNAS juga menyajikan contoh-contoh penelitian independen terbaru yang mendukung hipotesis hantaman kosmik YDB. Temuan ini mendukung dua kelompok independen yang menemukan lelehan kaca di lapisan YDB Arizona dan Venezuela."Hasil penelitian ini menyangkal pernyataan dari beberapa kritikus bahwa 'tidak ada yang bisa meniru' bukti YDB, atau material hanya jatuh dari ruang non-bencana," kata Kennett.Situs arkeologi di Suriah, tepatnya Abu Huraira, Lembah Efrat, Siria menjadi tempat ditemukan bahan lelehan kaca. Ini menjadi salah satu dari beberapa situs yang merekam transisi dari pemburu nomaden ke petani pemburu yang tinggal di desa permanen."Para arkeolog dan antropolog mempertimbangkan daerah ini sebagai
'tempat kelahiran pertanian'. Ini terjadi sekitar 12.900 tahun yang
lalu," kata Kennett.
Kehadiran lapisan arang tebal di desa kuno Suriah menunjukkan
kebakaran besar yang terkait dengan lelehan kaca." Ini hasil hantaman bulatan kecil 12.900 tahun lalu," kata dia. (umi)• VIVAnews
Home »
» Bukti Baru Hantaman Bumi dari Luar Angkasa
Bukti Baru Hantaman Bumi dari Luar Angkasa
Langganan:
Posting Komentar (RSS)
0 komentar on Bukti Baru Hantaman Bumi dari Luar Angkasa :
Posting Komentar